Ada kata-kata bijak berkata bahwa humor adalah pelumas hubungan pada masa-masa sulit. Ternyata, humor bukan hanya membuat sebuah hubungan berjalan dengan baik, namun memberi efek seperti vitamin yang menguatkan pada saat-saat menghadapi musibah. Kisah yang menginspirasi mengenai kuasa untuk mampu menertawakan sebuah musibah adalah cerita nyata dari sebuah pasangan lanjut usia bernama Ralph dan Emma.
Sepanjang pernikahan mereka, mereka selalu ingin untuk melakukan perjalanan ke eropa. Setelah Ralph pengsiun, dan memiliki uang yang cukup mereka dengan gembira mengucapkan selamat tinggal pada anak cucu mereka dan memenuhi impian seumur hidup mereka, dan pergi ke eropa dalam rangka ulang tahun pernikahan mereka yang ke 50.
Mereka meninggalkan anak-anak mereka yang ditugasi menjaga rumah mereka yang cantik karena baru saja di renovasi. Karena jadwal mereka yang padat karena harus mengunjungi 5 negara dalam enam minggu, membuat mereka mau diyakinkan anak-anak mereka bahwa mereka tidak perlu berhubungan selama liburan karena semua akan baik-baik saja.
Namun sebuah kebakaran hebat terjadi di lembah itu beberapa hari sebelum kepulangan Ralph dan Emma. Rumah kesayangan mereka menjadi abu, bersama seluruh pohan, semak belukar juga taman indah kesenangan Ralph. Ketika tiba sehari lebih awal dibandara, tak ada yang lebih diinginkan keduanya selain tenggelam dalam rumah mereka yang nyaman.
Beberapa kilometer dari rumah, mereka mulai menyaksikan langit yang gelap, pepohonan yang terbakar, dan abu berjatuhan sepanjang jalan. Ketika mendekati satu tikungan terakhir menuju rumah mereka, dengan penuh harap mereka berdoa agar rumah mereka selamat. Namun saat keduanya berhenti didepan bekas rumah mereka itu, mereka tercekat dan hanya bisa saling berpegangan tangan dan keluar dari mobil.
Emma berjalan dengan gemetar di belakang Ralph dan menapaki puing-puing rumah itu. Mereka saling berpelukan, menangis dan berpelukan lagi.
"Oh, Ralph, rumahnya habis - semua yang pernah kita miliki hilang," tangis Emma.
Ralph berjalan dengan susah payah kepuncak bukit dekat rumah mereka dimana semua kerusakan seluruh lembah itu bisa dilihat. Kemudian dia mulai mengikik - mula-mula tertahan, tapi dengan cepat berubah menjadi tawa lepas.
"Ada apa?" tanya Emma ragu, "Katakan Ralph."
Sambil mengulurkan tangan pada istrinya, ia berkata,"Oh, Emma, apa kamu tidak lihat? Ini hanya sebuah ujian. Hari ini rumah dan barang-barang milik kita, besok tubuh kita! Kelak, tidak lama dari sekarang, kita akan meninggalkan hidup ini. Ini hanyalah pemanasan. Pikirkan keberuntungan bahwa kita memiliki kesempatan untuk melakukan latihan terakhir!"
Emma merasakan sesuatu ketika ia mendengarkan kata-kata suaminya, dan ia bisa melihat sekilas karunia diantara reruntuhan itu.
"Rumah sejati kita bukan ini, Emma,"lanjut Ralph. "Cinta yang kita miliki di hati yang tak bisa dihancurkan oleh api manapun. Aku masih memilikimu, cintaku, dan bahkan satu hari yang Tuhan berikan di dunia ini, dan bersamamu, nilainya melebihi semua rumah yang pernah dibangun di dunia ini."
Inilah tawa yang menyembuhkan, bahkan disaat gelap dan rasanya tak ada harapan, Anda bisa menemukan sebuah anugrah Tuhan disana. Inilah yang akan membuat cinta Anda bersama pasangan semakin kuat, karena dapat melewati badai dalam anugrah dan kasih Tuhan.
Sumber : Positive Parenting, Diana Loomans/VM